Anggapan BPS sebagai "bank data"
menjadikan BPS berupaya memenuhi kebutuhan ragam data yang dibutuhkan
stakeholder dan masyarakat. Selalu ada upaya mengembangkan dan
meningkatkan metodologi pendataan untuk meningkatkan kualitas data. Oleh
karenanya Direktur Pengembangan Metodologi Sensus dan Survei, Heru
Margono mengundang Guru Besar Departemen Statistik dan Matematika IPB,
Khairil Anwar Notodiputro untuk memberikan pencerahan terkait Small Area
Estimation (SAE). SAE dianggap sebagai jalan menuju statistik yang
lebih efektif dan efisien. Studi metodologi ini dilakukan dengan diskusi
aktif di ruang meeting Gedung 2 Lantai 2, Selasa (31/10).
"BPS
saat ini sedang menggiatkan metodologi dan mutu data, ini baik sekali",
singgung Khairil. Mengapa efektif dan efisien? Melalui SAE berdampak
biaya kegiatan survei dapat lebih dihemat, karena dengan sampel kecil
tapi bisa menduga parameter di suatu wilayah lebih tepat.
Kemajuan
teknologi membuat dunia menjadi semakin menyatu. Kebutuhan informasi
yang cepat dan tepat sangat dinanti. Melalui SAE menunjukkan semangat
integrasi untuk mengefisiensikan kegiatan statistik, walau sampel kecil namun dapat dipertanggungjawabkan.
Jadi
pada intinya kendala biaya, tenaga dan waktu menjadikan BPS belum mampu
menyajikan data pada level yang dibutuhkan stakeholder, salah satu
solusinya adalah SAE. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang
dinamis menjadikan Big data dan SAE saling mengisi. Big Data dan Small
Area Estimation yang terintegrasi menjadi salah satu alternatif solusi
permasalahan penyediaan Data. Akhirnya untuk mewujudkan statistik BPS
yang Efektif dan Efisien 'Racun' SAE harus diwabahkan di BPS.