Manual Tautan Peta Situs S&K
Slidebars Logo
  • Beranda
  • Tentang Kami
    • Pusat Pelayanan
    • Peraturan
    • Tentang BPS
      • Informasi Umum
      • Visi dan Misi
      • Struktur Organisasi
      • Tugas, Fungsi, dan Kewenangan
      • Pengolahan Data
      • Profil Pimpinan
    • Rencana Strategis BPS
  • Berita
  • Senarai Rencana Terbit
    • ARC Publikasi BPS
    • ARC BRS
  • Publikasi
  • Berita Resmi Statistik
  • PPID
    • Informasi Terbuka
      Berkala
      • Pusat Pelayanan
      • Program dan Kegiatan
      • Peraturan
      • Tentang BPS
      • Rencana Strategis BPS
    • Informasi Terbuka
      Setiap Saat
      • Unduh
      • Berita Resmi Statistik
      • Publikasi Online
    • Informasi Tertutup/
      Dikecualikan
DATA SENSUS
Beranda » Input/Output

Sosial dan
Kependudukan

Gender

Geografi

Iklim

Indeks Pembangunan Manusia

Kemiskinan

Kependudukan

Kesehatan

Konsumsi dan Pengeluaran

Lingkungan Hidup

Pemerintahan

Pendidikan

Perumahan

Politik dan Keamanan

Sosial Budaya

Tenaga Kerja

Ekonomi dan
Perdagangan

Ekspor-Impor

Energi

Industri

Inflasi

Input/Output

Keuangan

Komunikasi

Nilai Tukar Petani

Pariwisata

Produk Domestik Regional Bruto (Lapangan Usaha)

Produk Domestik Regional Bruto (Pengeluaran)

Transportasi

Upah Buruh

Pertanian dan
Pertambangan

Hortikultura

Kehutanan

Perikanan

Perkebunan

Peternakan

Tanaman Pangan

Media Sosial
Facebook Instagram
Twitter Youtube
RSS FEEDS
Berita Resmi Statistik
Publikasi
  • Konsep
  • Metodologi
  • Tabel/Indikator
  • Publikasi
  • Tabel Dinamis

Tabel-Tabel  Dasar

Tabel dasar disebut juga sebagai tabel transaksi yang menggambarkan besarnya nilai transaksi barang dan jasa antar sektor-sektor ekonomi pada tahun 2010. Tabel dasar dapat digunakan untuk keperluan analisis deskriptip, misalnya tentang struktur perekonomian, Nilai Tambah Sektoral, pola distribusi barang dan jasa, struktur konsumsi dan pembentukan modal, struktur ekspor dan impor, dan sebagainya. Dalam publikasi ini disajikan 3 (tiga) jenis tabel dasar.

a.    Tabel Transaksi atas dasar harga pembeli.

Tabel transaksi atas dasar harga pembeli adalah tabel transaksi yang menggambarkan transaksi barang dan jasa atas dasar harga pembelian, karena semua nilai transaksi antar sektor dinyatakan atas dasar harga pembelian, yang mencakup margin perdagangan dan biaya transpor.  Dalam penyusunan Tabel Input-Output tabel transaksi yang pertama kali dibuat adalah atas dasar harga pembeli.

Tabel atas dasar harga pembeli ini berguna untuk melihat transaksi pasar yang sebenarnya antar sektor-sektor ekonomi.

b.    Tabel transaksi atas dasar harga produsen.

Tabel transaksi antar sektor disajikan berdasarkan harga pada tingkat produsen. Dalam transaksi ini unsur margin perdagangan dan biaya pengangkutan sudah dipisahkan sebagai input yang dibeli dari sektor perdagangan dan pengangkutan.

                                                              

Tabel atas dasar harga produsen bermanfaat untuk melihat hubungan yang bersifat langsung antar sektor tanpa dipengaruhi oleh adanya margin perdagangan dan biaya transpor. Koefisien yang dimunculkan dari jenis tabel ini banyak digunakan untuk berbagai kepentingan analisis ekonomi.

 

c.     Tabel transaksi domestik atas dasar harga produsen.

Tabel transaksi domestik atas dasar harga produsen yang dimaksudkan adalah nilai transaksi barang dan jasa antar sektor ekonomi yang hanya berasal dari produksi di Kabupaten Pemalang (komponen impornya sudah dikeluarkan). Agar total input antara tetap dipertahankan sama, maka komponen impor sebagai bagian dari input antara yang telah dikeluarkan dari masing-masing selnya ditampung dalam satu sel tersendiri (vektor baris, kode 200).

 

Kegunaan dari tabel transaksi domestik atas dasar harga produsen ini untuk melihat hubungan langsung antara sektor yang menghasilkan produksi di Kabupaten Pemalang dengan sektor yang menggunakan tanpa dipengaruhi produksi dari impor/luar . Koefisien teknis yang diturunkan dari tabel tersebut memberikan informasi bahwa setiap kenaikan permintaan dapat diukur langsung pengaruhnya terhadap kenaikan produksi dalam negeri.

TABEL-TABEL ANALISIS.

Tabel analisis yang disajikan dalam publikasi ini merupakan penurunan dari tabel-tabel dasar yang menghasilkan tabel koefisien input dan matriks kebalikan.

a.        Tabel koefisien input.

Tabel koefisien input diperoleh dari tabel dasar dengan cara membagi semua input (input antara dan input primer) masing-masing sektor produksi dengan total inputnya (kode 210). Untuk permintaan akhir, semua sel-sel disepanjang kolom dibagi dengan isian pada kolom penjumlahan (kode 190). Tabel koefisien input ini akan memberikan kemudahan untuk melihat struktur input dan peranan tiap-tiap sektor dalam pembentukan output suatu sektor.


 b.   Matriks kebalikan atas dasar harga produsen (I-A)-1.

Matriks kebalikan atas dasar harga produsen, (I-A)-1, diturunkan dari koefisien input antara yang isian selnya aij diperoleh dari xij/xj. Dimana xij adalah besarnya input sektor ke j yang berasal dari output sektor i, sedangkan xj adalah output sektor ke j. Berdasarkan matriks A dapat dihitung matriks kebalikan (I-A)-1. Matriks kebalikan tersebut dalam model input-output merupakan kerangka dasar analisis untuk mengukur besarnya pengaruh permintaan akhir (konsumsi, pembentukan modal dan ekspor) terhadap output masing-masing sektor dengan rumusan :

                                 X = (I-A)-1 (F-M)

            dimana :                 X  = Matriks output sektoral

                                          I   = Matriks identitas

                                          A  = Matriks koefisien input antara

                                         F   = Matriks permintaan antara

                                         M  = Matriks impor

 Manfaat lain dari matriks kebalikan ini dapat digunakan untuk menganalisis keterkaitan antar sektor serta daya penyebaran dan derajat kepekaannya (backward and forward linkages analysis).

c.      Matriks kebalikan domestik atas dasar harga produsen (I-Ad)-1.

Matriks yang disajikan pada butir b masih mengandung komponen impor, karena matriks A mencakup juga koefisien input yang berasal dari impor (F) sehingga untuk mengukur ketepatan pengaruh terhadap output Kabupaten Pemalang, maka permintaan akhir harus dikurangi impor. Dengan demikian maktriks (I-Ad)-1 tidak mengandung komponen impor yang berasal dari luar /negeri sebab matriks Ad hanya mencakup koefisien input antara domestik.

 

Oleh karena itu formula yang menghubungkan output dan permintaan akhir mengalami perubahan menjadi :

                                  X = (I-Ad)-1 Fd

                   dimana :

                        Ad =        Matriks koefisien input domestik

Fd =        Matriks permintaan akhir yang hanya mencakup produksi dalam negeri saja.

 

Informasi dari (I-Ad)-1 mempunyai kelebihan dibanding dengan (I-A)-1 karena angka pengganda (multiplier) dalam matriks tersebut mempunyai kaitan langsung dengan kenaikan output masing-masing sektor.

Secara keseluruhan Tabel Input-Output yang disajikan adalah sebagai berikut:

a.  Tabel Transaksi Total Atas Dasar Harga Pembeli.
b.  Tabel Transaksi Total Atas Dasar Harga Produsen.
c.  Tabel Transaksi Domestik Atas Dasar Harga Produsen.
d.  Tabel Koefisien Input Total Atas Dasar Harga Pembeli.
e.  Tabel Koefisien Input Total Atas Dasar Harga Produsen.
f.   Tabel Koefisien Input Domestik Atas Dasar Harga Produsen.
g.   Matriks Kebalikan Output Total Dihitung Dari Transaksi Atas Dasar     
      Harga Produsen (I - A)-1.

DAYA PENYEBARAN DAN DERAJAT KEPEKAAN

Dalam suatu proses produksi, misalnya Industri pakaian jadi, memerlukan bahan baku, bahan penolong, jasa-jasa dan sebagainya untuk menghasilkan pakaian jadi sebagai output. Dalam proses produksi juga memerlukan tenaga kerja, mesin-mesin dan peralatan lainnya. Apabila permintaan akan pakaian jadi terjadi peningkatan, maka untuk mengantisipasi pemenuhan kebutuhan harus meningkatkan output. Untuk tahap awal bagi perusahaan tersebut akan meningkatkan input, yang mana input tersebut dapat dipenuhi dari sektor Industri tekstil, sedangkan dari sektor Industri tekstil akan meningkatkan output guna memenuhi permintaan tersebut, berarti akan ada peningkatan input untuk memproduksi tekstil. Pengaruh tersebut juga akan meningkatkan kegiatan perekonomian yang lainnya.

Proses tersebut di atas mencirikan adanya dampak yang berkelanjutan sebagai pengaruh  adanya perubahan permintaan.

Daya Penyebaran (DP)

Suatu sektor dikatakan mempunyai DP yang tinggi jika pertumbuhan sektor-sektor tersebut mempengaruhi sektor-sektor lainnya, sehingga dapat pula disebut besarnya dampak total dari satu unit permintaan akhir domestik (Fd) suatu sektor terhadap pertumbuhan sektor ekonomi. Dari tabel 11 (Tabel DP dan DK) dapat diketahui bahwa kegiatan Industri Pakaian Jadi, Kulit dan Alas Kaki (22) mempunyai Daya penyebaran yang tinggi yaitu sebesar 2,0465. Angka tersebut memberi makna bahwa kenaikan 1 (satu) unit permintaan akhir sektor Industri Pakaian Jadi, Kulit dan Alas Kaki akan mengakibatkan kenaikan output seluruh sektor (total sektor 1, 2, 3, …, 40) sebesar 2,0465 unit dengan rincian sebagai berikut :

  • Dampak langsung atas satu unit Fd sektor Industri Pakaian jadi, Kulit dan Alas Kaki (22) terhadap sektor yang bersangkutan sebesar 1,2433 (Tabel 8 kolom 22 baris 22).
  • Dampak  tidak  langsung  atas  satu  unit  Fd   sektor  terhadap output sektor-sektor lainnya sebesar 2,0465 - 1,2433 =  0,8032.
Suatu sektor dikatakan peka apabila mempunyai reaksi yang cepat terhadap pertumbuhan ekonomi keseluruhan. Apabila pertumbuhan ekonomi cepat, maka sektor tersebut juga akan tumbuh dengan cepat. Untuk mendapatkan koefisien daya penyebaran menggunakan rumusan sebagai berikut :

Derajat Kepekaan (DK)

Derajat kepekaan merupakan suatu ukuran yang memperlihatkan besarnya output yang harus disediakan oleh suatu sektor untuk satu unit permintaan akhir terhadap sektor perekonomian. Dalam pemakaiannya derajat kepekaan (DK) digunakan untuk melihat keterkaitan kedepan (forward linkages). Dalam penyusunan Tabel Input-Output 2010, gambaran derajat kepekaan sektor ekonomi seperti yang ditunjukan pada tabel 11, bahwa kegiatan sektor Perdagangan (27) mempunyai derajat kepekaan (DK) terbesar yaitu sebesar 3,0238

Koefisien yang ditunjukan oleh DP sebagai pengaruh tingkat keterkaitan kebelakang (backword linkages) apabila > 1 memberi makna penyebaran sektor j relatif lebih tinggi dibandingkan sektor-sektor lainnya, Koefisien DK sebagai koefisien mempunyai tingkat pengaruh keterkaitan kedepan (forward linkages), apabila nilai DK > 1 artinya derajat kepekaan sektor i relatif tinggi dibandingkan dengan sektor lainnya.

Apabila suatu sektor mempunyai koefisien DP dan DK yang tinggi mempunyai arti bahwa sektor tersebut merupakan sektor unggulan (leading sektor) karena mempunyai keterkaitan kedepan dan kebelakang yang tinggi, dan disamping itu dampak kenaikan output harus diikuti oleh kenaikan nilai tambah yang memadai.

Teknik Penyesuaian (Miscellanceous Adjustment Techniques)

Inti dari teknik ini adalah bahwa wujud suatu sektor nasional lebih bersifat heterogen dibandingkan dengan ekivalen sektor lokal. Bagi regional hal tersebut tidak menguntungkan apabila semua sub sektor dari nasional yang dibatasi dianggap dapat mewakili kepentingan regional karena dengan demikian baris dari matriks nasional yang menghubungkan sektor-sektor tidak dapat terlihat pada tabel regional.

METODE RAS

Metode RAS pertama kali diperkenalkan oleh R. Stone, yaitu suatu metode/cara yang mencari satu set bilangan pengganda baris dan pengganda kolom untuk mendapatkan matriks kuadran II yang baru. Apabila matriks A adalah matriks koefisien input yang berasal dari kuadran II, dan aij adalah sel-sel matriks, maka aij terse­but terbentuk dari dua macam pengaruh :

a. pengaruh substitusi, yaitu seberapa jauh komoditi i dapat digantikan oleh komoditi lain dalam proses produksi.

 b. pengaruh pabrikasi, yaitu antara lain seberapa jauh komoditi j dapat menyerap input antara dari jumlah   input yang tersedia.

Pengganda substitusi bekerja di sepanjang baris i, dan besarnya sangat dipengaruhi oleh besarnya jumlah permintaan antara sektor i.

Pengganda pabrikasi bekerja di sepanjang kolom j, dan besarnya sangat dipengaruhi oleh jumlah input antara yang digunakan oleh sektor j. Apabila pengganda substitusi diberi notasi r dan pengganda pabrikasi diberi notasi s, sedangkan Ao adalah matriks koefisien input nasional maka koefisien input regional adalah :

At =  r Ao s

Untuk selanjutnya rumus di atas disebut RAS

Dalam hal ini r dan s adalah vektor matriks yang masing-masing merupakan diagonal. Untuk dapat menghitung besar vektor r dan s, terlebih dahulu harus dihitung jumlah permintaan antara masing-masing sektor (180i) dan jumlah input antara masing-masing sektor (190j).

METODE MODIFIED RAS

Angka-angka di dalam kuadran II yang dihasilkan dari metode RAS, sepenuhnya diperoleh dari matriks A0 dan pengaruh angka-angka pengganda baris dan kolom seperti telah diuraikan sebelumnya. Yang menjadi persoalan adalah apakah angka-angka yang dihasilkan tersebut sudah cukup akurat, teliti dan mampu menggambarkan keadaan sebenarnya suatu regional.

Suatu perkiraan sudah barang tentu akan mengalami ketidaktepatan, apabila diingat bahwa hubungan antarindustri yang digambarkan oleh matriks di kuadran II, bukan saja dipengaruhi oleh faktor teknis berupa angka substitusi dan pabrikasi, tetapi juga oleh kejadian-kejadian sosial dan ekonomi yang bersifat non-teknis. Kedua angka pengganda bekerja dengan cara proporsional terhadap semua angka di sepanjang baris dan kolom tanpa pertimbangan lain, walaupun dilakukan melalui proses komputer yang tentunya memberikan hasil yang lebih tepat dan cepat.

Tabel Input-Output regional, semula disusun dengan menggunakan metode RAS. Dari pengamatan terhadap angka-angka di kuadran II yang dihasilkannya ternyata muncul beberapa kejanggalan, seperti contoh berikut ini. Output dari industri perbengkelan kereta api seluruhnya merupakan input antara dari sektor angkutan kereta api, sehingga seharusnya tanpa pengaruh substitusi atau pabrikasi angkanya langsung dipakai. Tetapi akibat pengaruh metode RAS, angka akhir selalu berbeda antara supply dan demandnya. Contoh lainnya, minyak mentah yang dialokasikan untuk input antara industri pengilangan minyak, angkanya terlalu besar dibandingkan seluruh input antara industri pengilangan tersebut. Masih banyak lagi kejanggalan-kejanggalan yang ditemui seperti pada industri kendaraan bermotor, bangunan tempat tinggal, angkutan udara dan sebagainya.

Untuk mereduksi kejanggalan-kejanggalan seperti disebutkan di atas, maka harus dilakukan pengisian angka pada sel-sel tertentu di kuadran II. Angka-angka pada sel-sel terpilih tersebut diperkirakan secara tersendiri dan didasarkan pada data dan informasi yang tersedia di wilayah (regional). Angka-angka pilihan ini tidak diikutsertakan dalam proses RAS, dan besarnya tetap sama hingga proses RAS selesai dikerjakan. Metode RAS dengan mengetahui terlebih dahulu beberapa angka pada kuadaran II, selanjutnya disebut Metode Modified RAS.

Pada Tabel Input-Output Regional, angka-angka yang dimasukkan pada kuadran II adalah angka untuk beberapa sektor kunci khususnya yang menggunakan bahan baku tertentu seperti : padi untuk industri penggilingan beras, gandum untuk industri tepung terigu, kapas untuk industri pemintalan benang, minyak mentah untuk industri pengi­langan, besi dan baja untuk industri besi dan baja, komponen mesin untuk industri mesin dan sebagainya.

Dalam proses penghitungan dengan menggunakan Metode Modified RAS, semua sel terpilih tidak diproses dan diberikan nilai nol, sehingga jumlah input antara dan jumlah permintaan antara pada masing-masing kolom dan baris akan berkurang sebesar nilai sel terpilih tadi. Proses penyusunan kuadran II untuk selanjutnya sama dengan proses penggunaan metode RAS. Setelah proses RAS selesai dilakukan, maka sel-sel pilihan yang bernilai 0 tadi diganti dengan nilai perkiraan yang sebenarnya.

METODE ESTIMASI DAN SUMBER DATA

Tabel input-output adalah suatu sistim data yang menggambarkan transaksi antar sektor, baik yang bersifat pendistribusian output masing-masing sektor kepada sektor lain maupun struktur input dari masing-masing sektor.

Penyusunan suatu Tabel Input-Output dari segi penyediaan data, dilakukan dengan menyusun struktur input dari masing-masing sektor, sedangkan alokasi atau pendistribusian output akan terjadi dengan sendirinya apabila penyusunan struktur input telah selesai secara lengkap.

Dalam mengestimasi struktur input masing-masing sektor untuk Model Tabel Input-Output Kabupaten Pemalang ini merupakan kombinasi antara teknik survei dan sebagian digunakan koefisien input yang diturunkan dari Tabel Input-Output Jawa Tengah Tahun 2008. Dengan mengalikan output dengan masing-masing koefisien inputnya, maka akan diperoleh struktur inputnya.

 

Permintaan akhir yang dicerminkan dalam kuadran tersendiri disusun berdasarkan struktur yang ada dalam sektor yang bersesuaian, seperti konsumsi rumahtangga, konsumsi pemerintah, pembentukan modal dan perubahan stok. Untuk ekspor dan impor memerlukan perlakuan khusus, maka akan dijelaskan dalam subbab tersendiri.

Data pada kuadran I dan kuadran II tersebut diperoleh dengan jalan mengolah data Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Pemalang Tahun 2010 dan disajikan dalam bentuk data pada tingkat harga produsen. Penyajian data pada tingkat harga produsen selain membantu di dalam efisiensi pengumpulan data juga secara analitis akan lebih baik dalam melakukan penganaliasaan.

Di dalam pengolahan data, metode yang diterapkan untuk menyeimbangkan sel-sel data tersebut adalah dengan menggunakan Metode RAS, seperti yang dijelaskan pada bab sebelumnya. Perlu ditambahkan bahwa Nilai Output dan Nilai Tambah sektoral untuk  Kabupaten Pemalang serta nilai total Konsumsi Rumahtangga, Konsumsi Pemerintah, Pembentukan Modal, Perubahan Stok diperoleh dari hasil penyusunan PDRB Kabupaten Pemalang baik sektoral maupun penggunaan tahun 2010.

PERLAKUAN TERHADAP EKSPOR DAN IMPOR

Sesuai dengan karakteristik regional, penyusunan ekspor dan impor pada tingkat kabupaten tidak dapat diperlakukan seperti pada Tabel Input-Output Nasional. Pada Tabel input-output Nasional ekspor dan impor barang dan jasa dari dan ke luar negeri, tetapi dalam penyusunan Tabel Input-Output Kabupaten Pemalang memuat hal-hal yang lebih kompleks.

Dari segi penyediaan data ekspor digolongkan menjadi ekspor antar pulau, ekspor antar darat, dan ekspor luar negeri. Sama halnya untuk kegiatan impor. Data yang digunakan dalam penyusunan ekspor dan impor bersumber dari laporan ekspor impor Kabupaten Pemalang, dan laporan lainnya. Khusus untuk ekspor dan impor melalui darat, seperti ekspor dan impor barang dan jasa dari dan ke Pemalang, Tegal, Purbalingga dan Pekalongan, menggunakan pendekatan penyeimbangan antara penyediaan (supply) dan permintaan (demand) sebagai syarat dalam penyusunan Tabel Input-Output suatu daerah.

 

No. Judul Tabel Update Ket.
Alokasi Permintaan Regional (%) Atas Dasar Harga Produsen Klasifikasi 40 Sektor Tahun 2010 16 Apr 2015 Statistik Dasar
Derajat Penyebaran dan Kepekaan ; Koefiesien Derajat Penyebaran dan Kepekaan Kabupaten Pemalang, tahun 2010 14 Apr 2015 Statistik Dasar
Komposisi Penyediaan Barang Dan Jasa (%) Atas Dasar Harga Pembeli Klasifikasi 40 Sektor Tahun 2010 (%) 16 Apr 2015 Statistik Dasar
Nilai Tambah Bruto Yang Dipengaruhi Oleh Komponen Permintaan Akhir Klasifikasi 40 Sektor Tahun 2010 (Jutaan Rupiah) 14 Apr 2015 Statistik Dasar
Output Yang Dipengaruhi Oleh Komponen Permintaan Akhir Klasifikasi 40 Sektor Tahun 2010 (Jutaan Rupiah) 14 Apr 2015 Statistik Dasar
No Judul Publikasi Tanggal Rilis

Tabel Dinamis Subjek Input/Output


1. Pilih Data

[Sembunyikan]
Pilih Subyek, Indikator dan Periode Waktu
Subyek
1.2 Indikator
Indikator:
Karakteristik :
1.3 Waktu
Data Terpilih:

2. Pilih Judul Baris

[Sembunyikan]
Secara default seluruh judul baris akan terpilih

3. Pilih Tata Letak Tabel

[Sembunyikan]
Pilih tata letak untuk menampilkan hasil data
Bantu kami untuk lebih baik dalam melayani melalui Survei Kebutuhan Data (SKD 2022) melalui link disini

Badan Pusat Statistik Kabupaten Pemalang (Statistics of Pemalang Regency)

Jl. Tentara Pelajar 16 Pemalang 52313 Indonesia, Telp (0284) 321169 Faks (0284) 321169, Mailbox : bps3327@bps.go.id

Untuk tampilan terbaik Anda dapat gunakan berbagai jenis browser kecuali IE, Mozilla Firefox 3-, and Safari 3.2- dengan lebar minimum browser beresolusi 275 pixel.

Hak Cipta © 2022 Badan Pusat Statistik

Semua Hak Dilindungi

  • Beranda
  • Tentang Kami
    • Pusat Pelayanan
    • Peraturan
    • Tentang BPS
    • Rencana Strategis BPS
  • Berita
  • Senarai Rencana Terbit
  • Publikasi
  • Berita Resmi Statistik
  • PPID
    • Tentang PPID
    • Informasi Terbuka
      Berkala
      • Pusat Pelayanan
      • Program dan Kegiatan
      • Peraturan
      • Tentang BPS
      • Rencana Strategis BPS
    • Informasi Terbuka
      Setiap Saat
      • Unduh
      • Berita Resmi Statistik
      • Publikasi Online
    • Informasi Terbuka
      Serta Merta
    • Informasi Tertutup/
      Dikecualikan
      • Dikecualikan
  • Tautan
    • Galeri Infografis
    • Tabel Dinamis
    • Istilah
    • Katalog Datamikro
    • Metadata
    • Reformasi Birokrasi
    • Master File Desa
    • SPK Online
    • Pengaduan
    • LPSE
    • Sekolah Tinggi Ilmu Statistik
    • Pusat Pendidikan dan Latihan BPS
  • Hak Cipta © Badan Pusat Statistik Republik Indonesia

Sosial dan
Kependudukan

Gender

Geografi

Iklim

Indeks Pembangunan Manusia

Kemiskinan

Kependudukan

Kesehatan

Konsumsi dan Pengeluaran

Lingkungan Hidup

Pemerintahan

Pendidikan

Perumahan

Politik dan Keamanan

Sosial Budaya

Tenaga Kerja

Ekonomi dan
Perdagangan

Ekspor-Impor

Energi

Industri

Inflasi

Input/Output

Keuangan

Komunikasi

Nilai Tukar Petani

Pariwisata

Produk Domestik Regional Bruto (Lapangan Usaha)

Produk Domestik Regional Bruto (Pengeluaran)

Transportasi

Upah Buruh

Pertanian dan
Pertambangan

Hortikultura

Kehutanan

Perikanan

Perkebunan

Peternakan

Tanaman Pangan